A.
Pengantar
1.
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.
Secara Etimologi kata
Manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan", terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang
berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.
2.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan
ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan
pengajaran/instruksi. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting
misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin
yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal
Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang
mereka inginkan.
Kepemimpinan mempunyai arti
yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari
para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek
dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259)
menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan
dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut,
Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen
dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik
tolak pemikirannya.
B.
Perencanaan
Penetapan Manajemen
1.
Perencanaan
Manajemen
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi - fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau
rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang
apa yang harus dilakukan.
2.
Langkah-langkah
Dalam Menyusun Perencanaan
Proses perencanaan terdiri dari 5 tahap :
-
Penetapan Tujuan Organisasi
Penetapan tujuan awal organisasi merupakan
bagian awal dari proses penyusunan perencanaan. Tujuan organisasi ibarat kompas
ayang dijadikan arah abgi keputusan dan aktivitas organisasi. Perumusan tujuan
harus dibuat sejelas mungkin dan sedapat mungkin bersifat kuantitatif. Sedangkan
perumusan tujuan yang bersifat kualitatif memiliki kecenderungan dalam
salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat menimbulkan salah persepsi sehingga
memberi kesan adanya pelonggaran di dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa
perumusan tujuan organisasi yang tegas dan jelas maka organisasi akan
menghamburkan sumber daya secara berlebihan. Mengenal priorotas akan kekhasan
tujuan organisasi akan membuat manajemen dapat menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien. Perumusan organisasi snagat penting baik bagi perusahaan
besar maupun perusahaan kecil. Perumusan tujuan organisasi merupakan prioritas
pertama atau kedua, dikarenakan penetapan tujuan organisai merupakan langkah
pertama yang sangat esensial didalam perencanaan, maka pemimpin/manajer harus
dapat membuat perencanaan yang efektif dan efisien. Kegagalam atau tidak
merumuskan tujaun organisasi disebabkan :
a.
Keengganan menetapkan alternatif tujuan. Seringkali
pemimpin/manajer dihdapkan kepada berbagai keukaran mengakui kenyataan bahwa
tidak semua hal dapat dicapainya, akibatnya pemimpin/manajer enggan membuat
komitmen organisasi kepada satu tujuan jika tidak tercapai maka
pemimpin/manajer dihadapkan kepada penilaian tidak berhasil.
b.
Takut gagal. Pemimpin/manajer yang menetapkan satu tujuan
umumnya takut tidak mencapainya (gagal) dan oleh karena itu pemimpin/manajer
sering merumuskan banyak tujuan yang akan dicapai. Meskipun ada menajer bertipe
berani menghadapi resiko akan tetapi umumnya resiko sering kali dihindari
sedapat mungkin.
c.
Kekurangan pengetahuan tentang organisasi.
Pemimpin/manajer akan menetapkan tujuan organisasi yang tepat, jika
pemimpin/manajer tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang organisasi dan
unit-unitnya. Setiap bagian (unit) mempunyai keterkaitan yang luas dengan
tujuan organisasi secara keseluruhan. Pemimpin/manajer harus mengetahui
berbagai karakteristik unit dan organisasi secara keseluruhan agar dengan mudah
dapat mengarahkan dan mengelola sarana dan prasarana secara efktif dan efisien
d.
Kekurangan pengetahuan akan lingkungan. Pemimpin/manajer
disamping mengetahui lingkungan internal organisasi juga harus emngenal
lingkungan eksternal organisasi. Tanpa mengenal lingkungan eksternal
organisasi, maka manajemen organisasi akan berjalan secara acak (tak terarah)
dan akan mudah terhempas oelh lingkungan eksternal yang mengitarinya.
Lingkungan eksternal di dunia organisasi meliputi pesaing, pemasok, sponsor,
target sasaran, lembaga pemerintah, masyarakat luas dan lain sebagainya.
e.
Kurang percaya diri. Untuk mempunyai kemantapan
terhadap tujuan organisasi, maka pemimpin/manajer dan orang-orangnya harus
mempunyai kepercayaan diri yang kuat (self confidence) bahwa ia mampu
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Jika manajer mempunyai kepercayaan diri
yang lemah maka akan senantiasa ragu di dalam melaksanakan tugasnya.
3.
Manfaat
Perencanaan Dalam Suatu Organisasi
Manfaat perencanaan bagi organisasi :
a.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
b.
Membuat tujuan lebih khusus,terperinci dan mudah di pahami.
c.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
d.
Manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
4.
Jenis
Perencanaan dalam Organisasi
Melihat tingkat hirarkis, ada empat jenis
perencanaan: perencanaan strategis, taktis dan operasional, yaitu:
a.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh
organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih
tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan
strategi dan tindakan untuk mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses
dimana eksekutif / top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu entitas
dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi
internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih.
Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun.
Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun.
b.
Perencanaan Taktis / Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis,
kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya
tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan
untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah
proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat
perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian. Bagian taktis merupakan
proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam waktu dekat, merampingkan
pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian Ini dilakukan secara
sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem dan subsistem,
seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah iteratif, dan proyek
mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan koreksi. Teknik ini
memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai dijalankan yang secara
dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan merupakan teknik yang
mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari
efisiensi.
c.
Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan
dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang
harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke
dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan,
pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan
dijalankan pada tingkat operasional. Karena jadwal pada tingkat operasional
sesuai dengan set bagian homogen dari perencanaan taktis, yaitu,
mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang diperlukan di tingkat bawah
organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana operasional. Hal ini
dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah, dengan fokus pada
kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana dikembangkan untuk waktu
yang singkat.
d.
Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan
serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung
pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan
yang direncanakan. Standar-standar tentang pendirian aturan dan / atau
undang-undang dan / atau kebijakan dalam setiap kelompok atau organisasi,
terutama untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan pengembangan perencanaan
dan pengembangan standar dan kebijakan. Perencanaan berhubungan erat dengan
desain struktur organisasi. Ini berlaku di daerah yang sangat spesifik, yang
umumnya adalah mereka yang mengawasi dan menentukan aspek pada tingkat lainnya
tidak dapat dipisahkan.
C.
Pengorganisasian
Struktur Manajemen
1.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiapbagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelaspemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitasdan fungsi di batasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siap
melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan
dikerjakan.
3.
Pengorganisasian
Sebagai Fungsi Dari Manajemen yang Meliputi:
a.
Struktur
Formal
Kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengingatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain
sebagainya.
b.
Struktur
Informal
Kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak di sadari.
Contoh :Arisan ibu - ibu sekampung, belajar bersama anak -
anak SD, kemping ke gunung pangrango rame - rame dengan teman, dan lain - lain.
4.
Manfaat struktur Fungsional dan
Divisional
- Manfaat Struktur Fungsional :
a. Mempergunakan sumber daya khusus
secara efesien
b. Supervisi dapat dilakukan lebih mudah
c. Mengembangkan keahlian fungsional
d. Mudah memobilisasi keterampilan
khusus
e. Memelihara kendali terpusat atas
keputusan strategis
f.
Berkaitan
erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah
- Manfaat Struktur Divisional :
a. Pekerjaan keseluruhan lebih mudah
dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapatdipertahankan
b. Keputusan lebih cepat
c. Lebih mudah untuk menilai prestasi
kerja
d. pengembangan dan strategi dekat
dengan lingkungan
e. Memberikan landasan pelatihan bagi
paramajer strategis
f.
Lebih
terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan.
5.
Kerugian Struktur Fungsional Dan
Struktur Divisional
- Kerugian Struktur Fungsional :
a. Respon organisasi terhadap perubahan
kondisi lingkungan agak lambat.
b. Koordinasi antar bagian atau fungsi
tidak terlalu baik
c. Inovasi terbatas
- Kerugian struktur divisional :
a. Tidak mampu mencapai efisien
siekonomis
b. Koordinasi antar produk sulit
c. Keahlian teknis hilang karena tidak
ada spesialisasi fungsional
Sumber: